YOGYAKARTA, 7 Oktober 2025 — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas sektor keuangan nasional di tengah disrupsi teknologi digital dan perubahan lanskap geopolitik global. Komitmen ini disampaikan Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam pembukaan The 3rd OJK International Research Forum 2025 di Yogyakarta, Senin (6/10).
Mahendra menekankan pentingnya melihat disrupsi bukan semata ancaman, tetapi juga sebagai peluang besar bagi Indonesia untuk memperkuat ketahanan dan kemandirian ekonomi.
“Yang paling penting adalah kita bisa melihat dua perubahan tadi — bukan hanya ancamannya, tapi juga peluang luar biasa yang bisa dimanfaatkan dengan kemampuan bangsa kita,” ujar Mahendra.
Menurutnya, OJK terus berupaya mengoptimalkan potensi teknologi digital, sembari memastikan mitigasi risiko dilakukan secara komprehensif melalui regulasi dan penerapan kode etik yang tepat di sektor jasa keuangan.
“Kata kunci digital resilience menjadi sangat penting, menyeimbangkan antara peluang dan kemampuan kita untuk memitigasi serta mengendalikan risikonya,” tambahnya.
AI dan Transformasi Pasar Tenaga Kerja
Pada hari kedua forum, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara menyoroti perubahan cepat akibat kemajuan kecerdasan buatan (AI) yang memengaruhi struktur pasar tenaga kerja global. Berdasarkan data World Economic Forum, permintaan terhadap profesi seperti Big Data Specialist, FinTech Engineer, serta AI dan Machine Learning Specialist diperkirakan meningkat lebih dari 80 persen dalam lima tahun ke depan.
“Perubahan ini membuka peluang besar bagi tenaga kerja untuk beralih ke sektor digital, asalkan didukung strategi reskilling dan upskilling yang tepat,” kata Mirza.
Ia juga mengungkapkan bahwa OJK tengah menyusun kebijakan tata kelola AI di sektor perbankan guna mengantisipasi percepatan transformasi digital.
Selain itu, penerapan AI juga telah dilakukan secara internal melalui pengembangan OSIDA (OJK SupTech Integrated Data Analytics) — platform analitik terpadu yang memperkuat fungsi pengawasan berbasis data.
Riset Sebagai Dasar Kebijakan
Penutupan forum dihadiri oleh Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman, yang menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta dan narasumber.
“Riset adalah basis kebijakan di OJK. Semua ini kita lakukan demi kebaikan negeri. Dengan fondasi riset yang kuat, kita yakin visi Indonesia Emas 2045 dapat tercapai,” ujar Agusman.
Forum dan Kompetisi Karisma 2025
Forum yang berlangsung dua hari ini diikuti lebih dari 350 peserta secara luring dan 2.000 peserta secara daring, menghadirkan peneliti, akademisi, praktisi, serta regulator dari berbagai negara. Selain diskusi tematik tentang AI dan stabilitas keuangan, forum ini juga menampilkan finalis Karya Tulis Ilmiah Karisma 2025, kompetisi ilmiah bergengsi yang diikuti hampir 300 karya dari berbagai universitas dan lembaga riset di Indonesia.
Adapun pemenang Karisma 2025 adalah:
- Juara 1: “Ripples from the White House – Unmasking Global Stock Shocks and Indonesia’s Fragile Exposure” oleh Eunizoe Lael Octauno dan Cakasana Hanun Atmaka
- Juara 2: “From Space to Policy: Leveraging Remote Sensing and Generative AI to Unlock Village-Level Insights for Green Finance and Carbon Market Integration in Indonesia” oleh Salwa Rizqina, Natasya Afira, dan Arie Wahyu
- Juara 3: “Revisiting the Effect of Lending Rate on Credit Volume and Monetary Transmission through the Credit Channel” oleh Erin Glory Pavayosa, Mohammad Alvin Prabowosunu, dan Afif Narawangsa
Delapan karya terbaik akan dipublikasikan melalui International Journal of Financial Systems (IJFS) yang dikelola oleh OJK.
Dengan semangat kolaborasi dan riset, OJK menegaskan komitmennya dalam membangun ekosistem keuangan yang tangguh, adaptif, dan berdaya saing di era digital menuju Indonesia Emas 2045.
Social Footer