Jakarta — PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) PalmCo, Subholding PTPN III (Persero), mencetak capaian tertinggi nasional dalam Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Hingga akhir September 2025, realisasi rekomendasi teknis PSR untuk petani binaan telah mencapai 20.145,2 hektare, atau 122,4 persen dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025.
Dari sisi pendanaan, PalmCo telah menyalurkan dana peremajaan untuk lebih dari 18.900 hektare, setara 114,9 persen dari target tahunan. Dengan torehan ini, PalmCo semakin mengukuhkan diri sebagai pelaksana PSR paling progresif di Indonesia.
“Capaian ini merupakan bukti nyata sinergi antara perusahaan dan petani. PalmCo tidak hanya bertindak sebagai offtaker, tetapi juga mitra transformasi dalam mewujudkan perkebunan sawit yang produktif dan berkelanjutan,” ujar Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko K. Santosa di Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Tingkatkan Produktivitas dan Penuhi Standar Keberlanjutan
Rendahnya produktivitas kebun sawit rakyat — rata-rata hanya 2–3 ton CPO per hektare per tahun — menjadi tantangan utama sektor ini. Melalui program replanting dengan benih unggul bersertifikat dan pendampingan teknis intensif, produktivitas ditargetkan meningkat menjadi 5–6 ton per hektare per tahun, mengacu standar nasional.
PalmCo juga memastikan seluruh proses PSR mengacu pada prinsip sawit berkelanjutan, sesuai standar Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Digitalisasi dan Intercropping sebagai Solusi Tantangan Lapangan
Untuk mengatasi masalah klasik seperti legalitas lahan dan lemahnya kelembagaan petani, PalmCo menerapkan pendampingan kelembagaan sejak awal serta sistem monitoring berbasis SAP digital yang memungkinkan seluruh proses diaudit secara transparan — mulai dari pengajuan, distribusi benih, hingga pengembangan lahan.
“Kami tidak hanya memfasilitasi pendanaan, tetapi juga membantu penyelesaian kendala administratif dan teknis. Dengan digitalisasi, seluruh proses dapat dipantau secara terbuka,” tegas Jatmiko.
Agar petani tetap memiliki penghasilan selama masa belum produktif, PalmCo mendorong penerapan intercropping atau tumpangsari dengan komoditas pangan seperti padi gogo dan jagung.
Kemitraan Setara sebagai Kunci Keberlanjutan
Direktur Hubungan Kelembagaan PalmCo Irwan Perangin Angin menegaskan bahwa keberhasilan PSR hanya dapat dicapai melalui kemitraan yang setara.
“Kami percaya, kemajuan industri sawit nasional hanya mungkin jika petani ikut tumbuh. Tidak boleh ada yang tertinggal,” ujarnya.
PalmCo kini tengah menyiapkan peta jalan jangka panjang untuk memperluas dampak PSR secara lebih sistematis dan inklusif.
Dengan capaian tersebut, PalmCo tidak hanya menjadi motor utama peremajaan sawit nasional, tetapi juga model kemitraan ideal antara korporasi dan petani dalam membangun masa depan sawit Indonesia yang produktif, berdaya saing, dan lestari.
Publisher.(Sabirin)


Social Footer