Jakarta, – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan komitmennya dalam meningkatkan akses keuangan syariah di Indonesia melalui berbagai program strategis dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan industri keuangan syariah. Hal ini disampaikan Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam acara puncak Gebyar Ramadan Keuangan Syariah (GERAK Syariah) 2025 di Jakarta, Selasa (25/3).
Mahendra menekankan bahwa peningkatan inklusi keuangan syariah sangat penting mengingat tingkat inklusi keuangan syariah berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 baru mencapai 12,88 persen, sementara tingkat literasi keuangan syariah sebesar 39,11 persen.
“Kami meminta seluruh Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) dan pemangku kepentingan lainnya untuk menjadikan ini sebagai tantangan. Jangan sampai tingkat literasi yang sudah baik menjadi tidak efektif karena keterbatasan akses,” ujar Mahendra.
Selain itu, Mahendra juga menyoroti tantangan dalam pengembangan industri keuangan syariah, seperti keterbatasan inovasi produk serta kurangnya sumber daya manusia yang kompeten di bidang keuangan syariah. Untuk mengatasi tantangan ini, OJK telah menerbitkan sembilan regulasi (POJK) dalam dua tahun terakhir yang mencakup berbagai aspek kelembagaan, tata kelola, layanan digital, hingga penanganan permasalahan di sektor perbankan syariah.
Kinerja Keuangan Syariah Meningkat
OJK mencatat bahwa per Januari 2025, industri jasa keuangan syariah terus menunjukkan pertumbuhan positif. Total aset industri keuangan syariah meningkat sebesar 10,35 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp2.860,1 triliun. Dari jumlah tersebut, aset perbankan syariah mencapai Rp948,2 triliun, pasar modal syariah Rp1.740,2 triliun, dan lembaga keuangan non-bank syariah Rp171,7 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen (KE PEPK) OJK, Friderica Widyasari Dewi, turut mendorong pelaku jasa keuangan syariah untuk terus berinovasi dalam mengembangkan produk dan layanan.
“Kita harus mencari cara agar masyarakat yang ingin menggunakan layanan keuangan syariah bisa lebih mudah mengaksesnya,” kata Friderica.
GERAK Syariah 2025 Jangkau Jutaan Peserta
GERAK Syariah 2025 yang berlangsung sejak 23 Februari telah diikuti oleh lebih dari 6,35 juta peserta melalui berbagai kegiatan edukasi dan literasi keuangan syariah. Program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk PUJK Syariah, Bank Indonesia, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), kementerian/lembaga, komunitas, media, serta tokoh masyarakat.
Tahun ini, GERAK Syariah mencatatkan 2.863 kegiatan yang terdiri dari 1.435 kegiatan literasi, 556 kegiatan inklusi, dan 872 kegiatan sosial. Dari sisi kinerja keuangan, GERAK Syariah 2025 mencatat capaian penghimpunan dana sebesar Rp1,4 triliun dan penyaluran dana mencapai Rp4,6 triliun. Selain itu, dana sosial sebesar Rp30,75 miliar telah disalurkan kepada 158.203 penerima manfaat di 154 kabupaten/kota di Indonesia.
Sebagai bentuk apresiasi, OJK memberikan penghargaan GERAK Syariah Award kepada pelaku usaha jasa keuangan syariah yang paling aktif dalam literasi dan inklusi keuangan syariah. Penghargaan ini diberikan kepada PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Unit Usaha Syariah PT BPD Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, PT Bank Mega Syariah, PT Bank Muamalat Indonesia, dan PT BPRS.
Dengan berbagai upaya ini, OJK optimistis industri keuangan syariah di Indonesia akan terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.(Sabirin)
Social Footer